Kolonian merupakan media berbasis daring dan cetak yang berorientasi pada dimensi kesusastraan, kesenian, sejarah, dan kebudayaan. Kolonian mulai tumbuh benih saat-saat menuju akhir tahun 2021 dan mulai berkembang menjadi gagasan wacana di antara warung kopi dan warung soto kuning di awal tahun 2022. Kolonian sendiri memiliki arti sederhana yakni, ‘berkoloni’. Berkoloni di sini bermakna setiap individu yang bertemu dari ragam latar belakang dan kemampuan, mampu memadukan individualitas menjadi sebuah kelompok yang berkoloni karena satu visi dan misi. Pada awalnya nama Kolonian tidak memiliki filosofi yang berarti. Tetapi seiring berjalannya waktu dan semakin matangnya kerja tim, Kolonian berkembang menjadi sebuah perusahaan media yang tidak hanya bergerak pada wilayah tertentu. Tetapi bergerak meluas sampai nasional. Kolonian berfilosofi seperti saudara tuanya, yakni ‘kolonial’, yang bermakna orang yang datang ke daerah asing untuk membuat koloni di sana dan kemudian mengontrol daerah itu. Kolonian mengembangkan filosofinya menjadi kumpulan jaringan, yang tidak hanya menduduki daerah yang asing, tetapi juga menciptakan pasar keuntungan untuk banyak kalangan.
Kolonian daring merepresentasikan diri menjadi platform digital yang mewadahi para penulis yang kesulitan bersaing dalam pasar penulisan populer. Sifat platform ini tidak berorientasi pada kaidah-kaidah penulisan tertentu dan menganjurkan menulis dengan sebebas-bebasnya yang menjadi harapan menemukan kesegaran dan kebaruan pada perkembangan penulisan di Indonesia. Tidak cuma itu, Kolonian daring ini pun seperti pintu masuk pada tahap pengembangan dan eksplorasi bagi para penulis yang nantinya jika tulisan-tulisan yang termuat di Kolonian daring ini bisa diterbitkan secara eksklusif di majalah Kolonian. Betapa eratnya kesinambungan antara yang daring dan cetak dan melahirkan harapan ada arus utama yang baru dan lebih segar dari media dan penulisan di Indonesia.