Menu Sarapan yang Dicuri Ayah dari Yorks
pagi selalu merebut kudapan tidur yang belum selesai kusantap:
mimpi basah yang kepergok kultum rohis dari radio ayah,
bunga tidur yang menguap seperti roh-roh yang tak ingin diperhatikan,
atau raungan lurgee yang tak pernah bertemu chorus karena dibajak snooze,
juga pertanyaan-pertanyaan, “Apakah membenci hidup sama halnya dengan mencintai kematian?”
di pangkuan ayah, aku adalah embrio yang diasuh dengan sajian ala empat sehat lima sempurna—
bernama kasih sayang, sekaligus tertera harga; wajib tumbuh dewasa bersama segala rasa sakit yang diterima!
sesekali kegiatan mengenyangkan perut pukul tujuh pagi itu menjadi sakramen pengakuan dosa;
bahwa diriku hanyalah produk gagal evolusi,
dan keberadaanku hanyalah pemborosan oksigen di pagi hari.
seketika sunyi melingkar di meja makan
sebagai intro, disusul sepotong konsonan lumer dari langit-langit mulut ayah
seperti adagium saleh seorang pendeta kepada para pemuja Holden Caulfield.
dengan telaten ayah memiuh-miuh nasib anaknya yang tergeletak di ujung oboe,
mengiringi track Pablo Honey yang mengalun seperti bayi yang baru mengenal kata, ‘mama.’
ayah berkata, “nasi liwet, pepes ikan, dan sambal terasi akan dikirim ibumu dari surga.”
itulah menu sarapanku setiap pagi.
Malang, September 2023
Tuhanmu akan Menolakku Mengunjungimu di Surga
di surga,
kita akan leluasa duduk dengan semangkuk popcorn pucat
dibungkus dengan ukuran jumbo tanpa ketentuan dan syarat.
kita akan memutar gramofon ala Schopenhauer;
bahwa hidup adalah serentetan sejarah penderitaan,
sedang surga adalah tongkrongan ngopi tanpa humor—yang buka 24 jam.
tetapi, kekasih
Tuhanmu telah menolakku mengunjungimu di surga
sebabnya cuma satu; aku lupa di mana menaruh kuncinya.
Oktober 2023
Kita Susah Tidur Semenjak Dilahirkan
setelah dewasa kita tak pernah mendengar kabar bahagia yang lengkap
selain wujud penyesalan yang dengan senang hati
terperangkap pada gelak tawa,
atau setumpuk pengandaian yang menggelayuti kelopak mata.
membuat kau hampir lupa bagaimana tata cara tidur nyenyak,
meski telah kau khatamkan buku-buku motivasi
hidup bahagia ala Seneca.
kau sungguh ingin memungut angka-angka yang berjatuhan dari kalendar
seolah hendak menyusun ulang teka-teki di koran pagi
yang akhir-akhir ini cuma dipenuhi obituari—
tentang anak muda yang setengah mati menolak untuk mati.
tapi, kau tak punya tujuan pasti
selain hobi tak berguna seperti mengemut rokok kretek,
mengantongi recehan dan menyeret sekerat kegelisahan.
kau mulai mencari-cari moda transportasi jurusan masa lalu,
menumpang sembarang kereta, menginap di mana saja,
mengadu nasib dari satu bar ke bar lain,
menekuri taman kota yang pesing,
Dan akhirnya menyelinap ke dalam dirimu sendiri.
September 2023
Wah keren banget pilihan diksinya. Menghanyutkan!
Hai kak, terima kasih sudah membaca 🙏