setibanya di Sagan
Ketika malam, Yogya menciptakan kehidupan
Bersamaan dengan dialog-dialog tentang dunia
Entah bagaimana, segala pikiran bisa meluncur tanpa kendali
Dan lisan dapat dibentuk ke segala arah
“saya menunggu terang demi uang”
Segala angkringan segala was-was
Juga celana juga petromak
Seorang mendengkur dengan keras, asap itu
mengajakmu pulang. Tetapi kita tetap diam
Sambil menebak-nebak jam berapa sekarang
Orang-orang belum berangkat dan belum pulang
Ayam mengejar sambal kecap di surga
Nasi kucing tiba-tiba berpasangan, saling hangat
Sedang malaikat menggembala di padang malam
Siapa yang menuntun gerobak ini ke ujung
Kalau roda ini selalu lebih rendah dari apa pun
Sedang jalan tersebut selalu meninggi dari pagi ke pagi
Sampai waktunya, kopi selalu hangat di bola matamu
(Sagan, 2022)