Bogor, kota segudang julukan memiliki keadaan alam yang indah, sejuk, serta banyak meninggalkan tempat-tempat besejarah, baik semasa zaman kerajaan atau kolonial.
Pembaca tentu dapat dengan mudah menemukan peninggalan-peninggalan Kerajaan Pajajaran dari yang dekat dengan pusat kota yakni Prasasti Batutulis hingga menjauh ke arah barat sepanjang jalur Dramaga sampai Jasinga.
Bogor juga berada pada letak geografis yang pas untuk dijadikan tempat rekreasi keluarga. Seperti kita ketahui, kawasan puncak selalu ramai dikunjungi pada akhir pekan atau saat masa libur panjang. Kota ini juga dikelilingi oleh dua gunung yang perkasa: Gunung Salak dan Pangrango, serta sungai-sungai yang bermuara menuju Laut Jawa. Hal ini senada dengan nama Bogor semasa zaman kolonial yakni Buitenzorg yang memiliki arti bebas dari masalah/kesulitan.
Keindahan Bogor pernah dilukis oleh Pelukis asal Belgia yang merupakan guru dari Raden Saleh, yaitu A.A.J. Payen dengan karyanya yang berjudul A Market Scene in a Mountainous Landscape near Bogor . Ia melukiskan keindahan Kota Bogor yang diambil dari sudut Hotel Bellevue yang terletak dekat Tanjakan Empang, yang kini telah berganti rupa menjadi Bogor Trade Mall (BTM).
Bogor juga menjadi kota tempat bakat maestro lukis Indonesia Raden Saleh, ditemukan, diasah, dan diakui. Saking besar kecintaannya pada lingkungan dan masyarakat Bogor, Maestro Raden Saleh juga memilih dimakamkan di pemakaman keluarga Sunda di Bondongan, Bogor.
Lukisan dengan objek utamanya Istana Bogor juga pernah dilukis oleh tentara asal Belanda yaitu Josias Cornelis Rappard. Lukisan yang berjudul The Palace of the Governor General in Buitenzorg (lihat gambar sampul), tersebut terpajang di Tropenmuseum, Amsterdam, mengingat Istana Bogor menyimpan banyak sejuta sejarah bangsa Indonesia.
Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (yang sekarang menjadi Jalan Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian. Pada Agustus 1744 Istana Bogor dibangun yang awalnya berfungsi sebagai rumah peristirahatan pemimpin Hindia-Belanda.
Sejak 1870 hingga 1942, sebanyak 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris pernah bermukim di sini. Kemudian Istana Bogor resmi menjadi salah satu dari 6 Istana kepresidenan Indonesia pada 1950.
Istana Presiden ini terletak satu kawasan dengan Kebun Raya Bogor. Kemudian saat Presiden Soeharto menjabat, Kawasan Kebun Raya Bogor yang di dalamnya terdapat Istana Presiden dibuka untuk umum pada tahun 1968.
Mulai dari Presiden Soekarno hingga saat ini Presiden Joko Widodo mendiami Istana Bogor. Selain mendiami, presiden-presiden juga acapkali menambah koleksi lukisan di Istana Bogor. Mengutip salah satu artikel di Republika.co.id, staf protokoler Istana Kepresidenan Bogor menyebutkan ada sekitar 700 buah lukisan hasil karya seniman dunia dan terus bertambah setiap tahunnya. Lukisan-lukisan tersebut berusia puluhan tahun yang didapat dari hadiah kunjungan presiden keluar negeri. Selain lukisan, terdapat juga 360 patung yang terbuat dari bahan logam, marmer, maupun perunggu.
Dan yang membuat Istana Bogor tampak sangat indah adalah gaya arsitektur kolonial Belanda yang memiliki halaman yang luas sekitar 1,5 hektar terpampang dengan berbagai tanaman terawat yang termasuk 200 spesies tanaman langka dari Indonesia maupun luar negeri. Dan di pelataran itu juga terdapat ratusan rusa totol asal Nepal yang mendiami kawasan Istana Presiden Bogor sejak tahun 1814.
Kemegahan dan keindahan Istana Bogor selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan domestik. Daya tarik Bogor bukan sebatas kawasan Istana Presiden dan Kebun Raya Bogor saja, tetapi kawasan Surya Kencana juga cocok dikunjungi untuk berburu makanan-makanan tradisional. Tidak hanya itu, terdapat juga beberapa museum-museum yang cukup menarik untuk dikunjungi, seperti Museum Tanah yang berdiri sejak tahun 1905, Museum PETA (Pembela Tanah Air), Museum Perjuangan Bogor, Museum Zoologi, serta Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia.
Banyak masyarakat Indonesia yang datang ke Bogor dengan niat sekadar berkunjung dan berswafoto di Istana Bogor. Biasanya warga Bogor dan sekitarnya mengunjungi Istana Bogor pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya. Sudah menjadi tren jika berjalan-jalan di seputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa-rusa yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani-petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel-wortel tersebut setiap hari libur.
Keindahan Kota Bogor memang tidak bisa dimungkiri. Sudah seharusnya masyarakat Bogor bangga dan ikut merawat keindahan Kota Bogor. Bahkan keindahannya juga diakui oleh penulis asal Amerika, Scidmore dalam bukunya yang berjudul Java The Garden of the East yang menuliskan kota Bogor sebagai ‘Kepingan Surga yang Tertinggal di Bumi oleh Tuhan’.
sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Bogor#Sejarah
https://metro.sindonews.com/read/649615/171/asal-mula-rusa-di-istana-bogor-yang-sudah-ada-sejak-1814